5 Gaya Hidup Generasi Z yang Perlu Dihindari – Di era tahun 2000an ini menjadi tahun dimana generasi Z tumbuh dan mendominasi kalangan produktif. Adapun generasi Z adalah generasi anak muda yang lahir mulai tahun 1997. Jika 20 tahun yang lalu masyarakat di dunia masih dominan dengan Gen X dan Milenial, kini roda kendali sudah jatuh ke gaya hidup generasi Z.
Sayangnya, tumbuh dengan perkembangan teknologi yang pesat menjadikan generasi Z melahirkan budaya dan gaya hidup yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Terlepas dari pro dan kontra, ada beberapa gaya hidup yang sebaiknya dihindari atau di kontrol sewajarnya.
Gaya Hidup Generazi Z yang Perlu Dihindari
Ada beberapa tren gaya hidup yang sebaiknya dipikir dua kali sebelum benar-benar terjun ke dalamnya.
1. Gaya Hidup Minuman Gula
Sekarang tren minuman sedang marak terutama di kalangan pelajar dan anak muda. Minuman-minuman hits seperti kopi, milk tea boba, dan minuman mengandung gula lainnya menjadi bagian dari gaya hidup.
Tidak hanya itu, harga minuman juga cukup mahal berkisar 15 hingga 50 ribu. Meskipun beberapa mewajarkan meminum kopi sebagai bagian dari mengurangi rasa kantuk dan meningkatkan produktifitas, banyak minuman yang overpriced untuk sekedar gengsi atau Flexing di sosial media.
Tidak hanya itu, minuman yang mengandung banyak gula juga berpotensi menimbulkan banyak keluhan kesehatan seperti penyakit diabetes, obesitas, dan darah tinggi.
2. Gaya Hidup Gonta Ganti Gadget
Gadget menjadi salah satu tren budaya generasi gen Z. Gadget seperti ponsel, tablet, atau PC jadi salah satu benda estetik dan mengecualikan fungsi utamanya. Banyak yang membeli gadget hanya karena melihat nilai estetik dari gadget tersebut.
Perilaku ini tentunya mengarah ke perilaku konsumtif dimana pengguna memilih gonta ganti gadget hanya untuk di pamerkan di sosial media. Jika seseorang memaksakan diri untuk selalu bergonta-ganti gadget, hal itu tidak akan bagus untuk kondisi keuangan.
3. Gaya Hidup Berbelanja Online
Satu lagi gaya hidup generasi Z yang cenderung mengarah ke konsumtif dan sebaiknya di kontrol agar tidak berlebihan yaitu berbelanja online.
Tidak ada salahnya berbelanja melalui situs daring, selain praktis, pilihan barang juga lebih bervariasi. Yang menjadi masalah adalah ketika berbelanja online menjadi gaya hidup untuk membeli barang-barang di luar kebutuhan sehari hari.
Banyak yang tergiur dengan promo sehingga memilih membeli produk yang tidak memiliki fungsi signifikan. Akibatnya seorang gen Z akan sulit mengatur kondisi keuangan.
4. Gaya Hidup Pinjaman Online
Demi mengikuti gaya hidup yang sebelumnya, banyak yang kemudian terjebak pinjaman online dan paylater. Tidak semua orang akan bisa selalu mengikuti tren konsumtif di sosial media. Akibatnya banyak yang memanfaatkan pinjaman online dan fitur bayar nanti untuk membeli barang yang belum sanggup di beli.
Bunga pinjaman online tidaklah kecil sehingga seseorang harus mampu memproyeksikan kemampuan membayar cicilan kedepannya. Jika tidak sanggup, maka bisa berakibat menunggaknya hutang yang akan mempengaruhi kualitas hidup.
5. Gaya Hidup Flexing
Mengapa gaya hidup generasi Z semakin konsumtif adalah karena maraknya penggunaan sosial media untuk Flexing atau memamerkan kepemilikan dan prestasi. Beberapa pihak menggunakan cara ini untuk promosi atau membangun branding, namun penggunaan pribadi biasanya hanya mengarah pada perilaku konsumtif.
Selalu membandingkan kepemilikan sendiri dengan orang lain semakin membuat seseorang jatuh dalam gaya hidup konsumtif yang merusak keadaan keuangan dan memperburuk kondisi ekonomi seseorang.
Bagaimana agar tidak jatuh ke dalam gaya hidup konsumtif yang merugikan dan mengancam masa depan? Ada beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan.
1. Belajar Rencana Keuangan
Banyak gaya hidup generasi Z yang mengarah ke konsumtif karena minimnya literasi finansial. Jika kamu belajar mengenai bagaimana mengatur keuangan, maka kamu bisa mengatur pengeluaran sesuai dengan pemasukan.
Selain itu kamu bisa juga memproyeksikan keuangan untuk masa depan agar bisa menabung dalam jangka panjang.
2. Membatasi Penggunaan Sosial Media
Banyak yang terpengaruh dengan gaya hidup konsumtif karena pengaruh dari sosial media. Ketika kita sering membuka sosial media maka akan sering melihat orang yang memamerkan barang dan prestasi yang menimbulkan rasa iri.
Jika kamu membatasi pemakaian sosial media, kamu bisa lebih mengendalikan diri agar tidak mengalami FOMO (Fear of Missing Out). Kualitas hidup kamu juga jadi lebih baik karena tidak perlu selalu mengikuti tren dan tekanan sosial.
3. Mengurangi Konsumsi Gula
Salah satu budaya yang menyebabkan kecanduan adalah makanan dan minuman yang mengandung kadar gula tinggi. Dengan adanya hustle culture dimana kaum muda sekarang mencurahkan banyak waktunya untuk bekerja, kemudian jadi alasan untuk mengkonsumsi makanan tidak sehat.
Mulai atur diri dengan membatasi konsumsi makanan dan minuman mengandung gula, makanan cepat saji dan juga asupan tidak sehat lainnya. Dengan gaya hidup sehat maka kamu juga bisa lebih konsentrasi dan memiliki pengendalian diri yang bagus.
4. Perbanyak Bersyukur
Dari semua gaya hidup gen Z yang ada kebanyakan mengutamakan kompetisi pencapaian. Kompetisi ini tidak akan habis jika seseorang tidak pandai bersyukur.
Lihat apa saja yang sudah dimiliki, catat dan hargai semua pencapaian dan juga apapun yang kamu miliki agar bisa lebih menikmati hidup tanpa terus mengikuti ekspektasi sosial.
Itulah beberapa gaya hidup generasi Z yang perlu kamu hindari dan juga beberapa cara untuk mengendalikan diri. Selalu edukasi diri dan juga mengatur keuangan agar tidak jatuh ke gaya hidup yang tidak sehat.